Delegasi ISMFARSI Indonesia
|
Pada bulan Juli lalu telah
berlangsung kegiatan APPS 2016 yang diselenggarakan IPSF (International
Pharmaceutical Student’s Federation). Kegiatan tersebut berlangsung di Dongguk
University, Ilsan , Korea Selatan dan diikuti oleh 350 mahasiswa farmasi
se-Asia Pasifik dari 12 Negara di antaranya Australia, Indonesia, Jepang,
Malaysia, Singapura, Thailand, New Zealand, Taiwan, Algeria, Sudan, Turki,
Korea. Event tahunan yang diadakan selama sepekan (9-15 Juli 2016) tersebut
terdiri dari berbagai kegiatan seperti, Symposium dan workshop yang terfokus
pada praktik kefarmasian dan kampanye mengenai topik kesehatan yang berbeda-beda.
Dengan tema “No Smoking”, APPS Korea 2016
juga diwarnai dengan berbagai
perlombaan seperti PCE (Patient Counseling), Public Health Poster Competition,
Scientific Poster Competition, CSE (Clinical Skill Event) Jeopardy dan
individu.
Sebagai salah satu negara
yang ikut berpartisipasi, Indonesia turut mengirimkan delegasinya. Di
bawah naungan ISMAFARSI, Indonesia
mengirimkan 27 delegasinya yang berasal dari seluruh Indonesia. Pada kesempatan
ini, salah satu mahasiswi Fakultas Farmasi UNEJ ikut andil menjadi delegasi
indonesia di APPS 2016. Mahasiswi berprestasi tersebut adalah Liya Sanjaya dari
angkatan 2014. Sebelum terpilih menjadi salah satu delegasi dari Indonesia,
Liya harus memenuhi beberapa persyaratan seperti membuat CV dan Motivation Letter,
pernah berpartisipasi dalam kegiatan ISMAFARSI, dan harus berkomitmen mengikuti
lomba yang diselenggarakan. Selain itu calon delegasi diharuskan memiliki
kemampuan bahasa Inggris yang cukup baik serta mampu aktif dalam kegiatan
tersebut.
Terdapat beberapa
kesulitan yang dialami Liya saat akan menjadi delegasi Indonesia dalam program
APPS tersebut. Liya kesulitan dalam mencari sponsor karena dia hanya seorang
diri dari Universitas Jember, sehingga saat pengajuan proposal sponsor hanya
kemungkinan kecil diterima. Liya mengatakan bahwa jika ingin memungkinkan dapat
sponsor harus bergabung dengan universitas lain. Dia juga menyarankan untuk
pencarian dana APPS bisa dilakukan dengan 4-5 orang. Masalah lainnya adalah
poster competition yang awalnya ingin diikutinya secara individu. “Mengingat
saat itu ada kegiatan yang mendesak sehingga saya tidak fokus untuk
mengerjakannya, akhirnya saya join
dengan teman saya dari Universitas Brawijaya dan Universitas Udayana. Namun
terdapat kendala saat mengerjakannya karena kami hanya berdiskusi jarak jauh
tapi Alhamdulillah kami mendapat Best Design Poster.” Selain itu kendala dalam
mengurus visa juga sulit karena Liya menggunakan jasa travel dan memakan waktu
yang lama. Tapi berkat antusiasme Liya yang cukup besar pada acara tersebut
semua masalah satu per satu dapat terlewati.
Menginjakkan kaki di
negara ginseng merupakan pengalaman pertama bagi Liya dan kawan-kawan sehingga
perlu melakukan adaptasi. Liya dan delegasi lainnya mendapat sedikit kendala
dalam berkomunikasi karena panitia dari Korea tidak semua fasih berbicara
bahasa Inggris dan kadang aksen bahasa inggris dari negara yang berbeda sulit
untuk dipahami. Selain itu sangat jarang penduduk korea yang bisa berbahasa
inggris sehingga saat membeli sesuatu di
minimarket mereka sering menggunakan bahasa isyarat agar karyawannya mengerti.
Selain kendala bahasa, mereka juga mengalami kesulitan dalam menemukan makanan
halal karena mayoritas makanan Korea mengandung babi. “Karena sulitnya mencari
makanan halal, akhirnya kami seminggu makan sayur dan nasi saja. Hal itu
membuat saya rindu masakan Indonesia ketika disana,” ujarnya.
Dengan adanya
keikutsertaan berbagai negara dalam program ini, tentunya ada perbedaan
kebudayaan dan kebiasaan yang dirasakan oleh para delegasi tidak terkecuali
Liya. Menurutnya selain perbedaan utama dari segi bahasa, tapi juga perbedaan
cara bersikap. Teman-teman disana sangat ramah kepada siapapun dan mudah untuk
diajak bertukar informasi mengenai negaranya. Dan lingkungan di korea sangat
bersih sekali dan teratur. Transportasi yang digunakan adalah subway dan bus
karena masih tergolong murah. Menurut penuturan Liya, pabrik farmasi yang
dikunjunginya (Yuhan Corporation)
sangatlah modern dan alat yang digunakan sangat canggih, para karyawannya semua
dari farmasi. Namun sayangnya, tenaga farmasi asing tidak dapat bekerja disana
karena yang bekerja disana hanyalah farmasis korea yang telah berlisensi. Dari
kegiatan ini Liya juga mengetahui Samsung telah mendirikan Biopharmaceutical
dimana Indonesia belum termasuk dalam negara kerjasamanya. Namun ada pabrik farmasi Daewoong yang sudah kerjasama dengan
Indonesia, letaknya di Jakarta dan surabaya. Cerita lain yang Liya sampaikan,
temannya dari Australia mengatakan bahwa di negara nya yang mengonsumsi rokok
sangat jarang karena harga rokok sangatlah mahal. Dan masyarakat Australia juga
percaya kepada apoteker karena jika sakit mereka berkunjung ke apotek dulu
sebelum ke dokter. Beda hal nya dengan Thailand yang masalah praktik
kefarmasiannya mirip dengan Indonesia yaitu seperti kurangnya patient
counseling di apotek.
Dari serangkaian kegiatan
yang telah diikuti, yang paling berkesan baginya adalah saat kampanye anti
rokok dengan mengelilingi taman kota sambil membawa poster berisi tulisan korea
yang artinya No Smoking. Disana mereka juga melakukan Flashmob dan menyediakan
games dengan hadiah vitamin. Terlihat masyarakat antusias menyaksikan kegiatan
itu walau terkendala masalah bahasa juga. Selain itu, kegiatan lain yang tak
terlupakan baginya adalah saat international night karena disana semua negara
memakai pakaian khas negara dan terdapat stand stand makanan yang menyajikan
makanan khas negara tersebut yang bisa dicicipi secara gratis. Acara tersebut
ditutup dengan flashmob bersama untuk menjalin keakraban.
Kampanye Anti Rokok
Banyak hal positif yang
Liya dapatkan dengan mengikuti APPS 2016 ini diantaranya menambah wawasan baru
tentang dunia kefarmasian, dapat berjumpa dengan teman-teman yang luar biasa
menginspirasi. Tak lupa Liya juga menyampaikan harapannya agar perwakilan dari
Universitas Jember lebih banyak lagi agar Universitas Jember lebih dikenal lagi
di kalangan luar. Apabila semakin banyak yang ikut maka akan mudah dalam
mencari dana dan memenangkan lomba. Liya juga berpesan agar jangan takut untuk
berbahasa dan bersosialisasi dengan orang luar karena disana kita sama sama
belajar. Disana kita memiliki akses untuk memperoleh informasi pekerjaan dari
perusahaan farmasi. Dengan penuh
semangat Liya menyampaikan, “Pengalaman yang tak ternilai akan kalian dapatkan
dalam APPS ini. Sekali kalian ikut pasti kalian ingin mengikutinya lagi.
Keluarlah dari zona nyaman kalian dan dengan mengikuti APPS kalian tidak akan
merasa menyesal masuk farmasi ! Break your limits.” [at]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar